Kamis, 28 Oktober 2010

batu demi batu...

Ada dinding tak terlihat jauh dalam diriku,
Terlalu dalam ‘tuk kau lihat dengan matamu..
Dinding yang mengurung hatiku dari segala sisi,
Membantuku menyimpan berbagai amarah dan emosi..
Kau tak mungkin masuk,
Aku pun tak mungkin keluar..
Kau bertanya-tanya, ada apa sebenarnya..

Dinding yang kubangun tidak terlihat,
Berasal dari perasaan tidak yakin di hati.
Setiap kali hatiku yang rapuh terluka,
Bekas-bekasnya bertumbuh semakin parah.
Maka batu demi batu,
Aku pun membangun dinding kaku,
Dinding tebal yang tak mungkin lagi jatuh.

Penyebabnya bukanlah dirimu,
Teruslah mencoba menembus dinding ini..
Ingin sekali aku menunjukkan diri,
Kasih sayangmu akan sangat berarti.
Sedikit demi sedikit,
Tetaklah dindingku ini,
Sampai batu-batunya berjatuhan sendiri.

Prosesnya akan lamban, itu aku tahu,
Memang tak mudah ‘tuk membiarkan berlalu,
Segala sakit hati dan kegagalan yang bertumpuk,
Di dalam hati dari tahun-tahun pedih.
Aku takut
Membiarkanmu masuk..
Kuyakin aku ‘kan kembali terpuruk..

Sudah kucoba membongkar dindingku,
Namun usahaku sia-sia selalu.
Batu-batunya rapat menjulang,
Tak ada sedikit pun celah untuk memandang..
Satu-satunya cara
merobohkannya,
Hanya kalau ada ketidak sempurnaan di dalamnya.

Sudah kucoba sekuat tenaga,
Membuat dinding yang sempurna..
Namun masih ada kekurangan yang akan menjadi kunci,
untuk menembus dinding ini..
Kumohon manfaatkan setiap kekurangan,
‘tuk menimbulkan keretakan,
Mendorong satu batu dari tumpukan..

Batu demi batu dinding itu kudirikan,
Dengan setiap sakit hati dan kepedihan..

Maka batu demi batu pula dia akan dirobohkan,
Saat rasa sakit dengan kasih sayang digantikan..
Semoga kau cukup mengerti,
‘tuk mencari kekurangan itu, apapun yang terjadi..


28.octo.2010

pergilah kau

*******************************************************

Tak mau lagi aku percaya
Pada semua kasih sayangmu
Tak mau lagi aku tersentuh
Pada semua pengakuanmu

#
Kamu takkan mengerti rasa sakit ini
Kebohongan dari mulut manismu

Reff:
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah semua rasa bersalahmu
Pergilah kau
Pergi dari hidupku
Bawalah rahasiamu yang tak ingin kutahui

Tak mau lagi aku terjerat
Pada semua janji-janjimu
Tak mau lagi aku terkait
Pada semua permainanmu

Back to #, Reff

Bertahun-tahun bersama
Kupercayaimu
Kubanggakan kamu
Berikan s’galanya
Aku tak mau lagi


Back to Reff

Pergilah kau
Tak ingin kutahui
Pergilah kau
Ku tahui

********************************************************

Jumat, 01 Oktober 2010

Karunia..

Kita lahir dengan dua mata di depan wajah kita, kerana kita tidak boleh selalu melihat ke belakang. Tapi pandanglah semua itu ke depan, pandanglah masa depan kita.


Kita dilahirkan dengan 2 buah telinga di kanan dan di kiri, supaya kita dapat mendengarkan semuanya dari dua buah sisi. Untuk berupaya mengumpulkan pujian dan kritikan dan memilih mana yang benar dan mana yang salah.


Kita lahir dengan otak di dalam tengkorak kepala kita. Sehingga tidak peduli semiskin mana pun kita, kita tetap kaya. Kerana tidak akan ada seorang pun yang dapat mencuri otak kita, fikiran kita dan idea kita. Dan apa yang anda fikirkan dalam otak anda jauh lebih berharga daripada emas dan perhiasan.


Kita lahir dengan 2 mata dan 2 telinga, tapi kita hanya diberi 1 buah mulut. Kerana mulut adalah senjata yang sangat tajam, mulut bisa menyakiti, bisa membunuh, bisa menggoda, dan banyak hal lainnya yang tidak menyenangkan. Sehingga ingatlah bicara sesedikit mungkin tapi lihat dan dengarlah sebanyak-banyaknya.


Kita lahir hanya dengan 1 hati jauh di dalam diri kita. Mengingatkan kita pada penghargaan dan pemberian cinta diharapkan berasal dari hati kita yang paling dalam. Belajar untuk mencintai dan menikmati betapa kita dicintai tapi jangan pernah mengharapkan orang lain untuk mencintai kita seperti kita mencintai dia.


Berilah cinta tanpa meminta balasan dan kita akan menemui cinta yang jauh lebih indah.